Home » , » Koleksi Aneh Pengumpul Mayat Manusia

Koleksi Aneh Pengumpul Mayat Manusia

Adalah hal biasa jika seseorang mengoleksi prangko, uang kuno, atau mobil antik. Namun dapatkah anda bayangkan jika ada orang yang hobi mengumpulkan mayat. Koleksi seperti itu memang tak lazim dilakukan. Namun itu adalah sesuatu yang nyata. Seperti yang dilakukan beberapa orang berikut ini yang mungkin dianggap banyak orang memiliki gangguan jiwa.Selain manusia, ada tempat juga yang menjadi lokasi untuk pengumpul mayat manusia sungguh sangat mengerikan. Berikut koleksi aneh pengumpul mayat manusia.

Pria Rusia Koleksi 29 Mayat Wanita



Orang pertama yang mengoleksi mayat adalah seorang pria asal Rusia bernama Anatoly Moskvin. Namun, mayat yang dia incar khusus mayat perempuan yang meninggal berusia 15-26 tahun. Akhirnya polisi berhasil menemukan 29 mayat yang sudah diawetkan dan diberi pakaian lengkap di apartemen pria yang berusia 45 tahun itu. Anatoly juga dikenal sebagai seorang jenius ini menggali beberapa pemakanan di wilayah Volga River di Kota Nizhny Novgorod Rusia.

Dalam pengakuannya, Anatoly mengatakan dia telah mendatangi setidaknya 750 pemakaman. Polisi menduga, pria yang bisa berbicara dalam 13 bahasa asing ini memiliki gangguan jiwa. Selain mengumpulkan mayat, Moskvin juga memiliki hobi yang aneh yaitu tidur didalam peti. Sejarahwan yang telah menulis sejumlah buku mengenai peradaban dunia ini mengaku mencari mayat-mayat perempuan hanya untuk kesenangan dan bahan penelitiannya. Gila!

Nelayan Mengumpulkan Mayat di Cina



Pekerjaan yang dilakukan seorang nelayan di Cina ini barang kali adalah pekerjaan paling aneh di dunia. Wei Xinpeng biasa memburu mayat di sungai kuning di Cina. Dia selalu memulai harinya dengan duduk di tepi sungai sambil mengamati air sungai kuning yang keruh. Dia yakin sungai itu pasti menyimpan mayat manusia entah korban kecelakaan atau bunuh diri. Sesekali lelaki berusia 55 tahun ini mendayung perahunya kedekat jembatan kecil di hilir. Di sana dia sudah beberapa kali mendapatkan mayat yang tersangkut di celah besi. Dalam 7 tahun terakhir, mencari mayat adalah kegiatan rutin wei. Dia lalu menjual mayat temuannya tersebut kekerabat yang bersangkutan.

Setiap berhasil menemukan mayat, dia akan mengumumkannya di Koran lokal. Dengan menyebutkan ciri mayat tersebut sehingga kerabat dapat mengenalinya. Jika kerabat ingin membawa mayat tersebut pulang, mereka harus membayar uang tembusan sebesar 500 dolar amerika atau sekitar 4,75 juta rupiah. Pria yang mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat ini berkisah pekerjaan ini bermula ketika dia mencari anaknya yang hilang dan tenggelam di sungai kuning. Namun sayang, anak Wei pun belum juga di temukan.

Pameran Mayat Manusia



Sebuah museum dengan koleksi mayat yang dikuliti dan diawetkan untuk menunjukkan kompleksitas tubuh manusia baru saja dibuka di Berlin. Seorang ahli anatomi, Gunther von Hagens dan istrinya, Angelina Whalley adalah orang yang menggagas museum. Museum yang baru diresmikan ini, penuh dengan mayat yang disuntikkan karet silikon dan resin yang dikenal dengan proses "plastinasi". Gunther dijuluki sebagai "Dr Death" atau "dokter kematian". Ia pernah mengadakan pameran kontroversial "Body Worlds" dengan cara berkeliling dunia sejak tahun 1995 dan menarik sekitar 40 juta pengunjung.

Berlin saat ini menjadi tempat permanen pertama untuk pameran Gunther dan istrinya. Museum terletak di depan menara televisi Berlin di Alexanderplantz. Luasnya mencapai 1.200 meter persegi. Di dalam museum, terdapat 20 mayat yang dikuliti sehingga tampak otot, organ, pembuluh darah, dan tulang. Koleksi itu disusun dalam pose manusia hidup seperti duduk, peregangan, dan melakukan olahraga. Seram!

Gunung Everest Menyimpan Ribuan Mayat



Ternyata pengumpulan mayat tak hanya dilakukan oleh manusia. Tetapi juga sebuah tempat di gunung everest Himalaya Nepal. Tepat bernama dead zone yang terletak di ketinggian 26000 kaki dilanjut pendakian gunung tertinggi di dunia ini. Terkenal dengan kumpulan mayat yang diperkirakan jumlahnya melebihi 200 mayat. Padahal, bagi warga Nepal gunung ini merupakan gunung keramat dan sangatlah tidak pantas untuk dijadikan kuburan masal. Kebanyakan para pendaki tewas akibat kekuranagn oksigen. Karena memang level oksigen di wilayah ini hanya sepertiga keadaan normal sehingga para pendaki yang tak membawa tabung oksigen sendiri akan mengalami kesulitan bernafas, dan akhirnya meninggal.

Beberapa cerita pendakian tewas dikawasan ini cukup terkenal salah satunya pendaki india bernama Tsewang Paljor yang bermaksud menaklukkan puncak Himalaya pada tahun 1996 lalu. Namun malangnya di tengah pendakian dia terserang badai salju yang sangat besar sehingga terperangkap dalam sebuah gua dan tewas di sana. Hingga sekarang, para pendaki dapat melihat mayatnya. Cuaca yang dingin memang membuat beberapa mayat tampak awet dan utuh. Walaupun telah tewas bertahun-tahun lamanya. Salah satu pendaki pertama yang berhasil ditemukan mayatnya di gunung ini adalah George Mallory dari Inggris yang mendaki pada tahun 1924. Mayatnya berhasil ditemukan pada tahun 1999 dengan kondisi yang masih bagus hanya saja menghitam akibat paparan matahari berpuluh-puluh tahun.

Hutan Aokigahara Lokasi Bunuh Diri di Jepang



Aokigahara juga dikenal sebagai Hutan Bunuh Diri karena tingginya jumlah orang yang memutuskan bunuh diri di hutan 35 kilomtere persegi ini. Menurut data statistik, sejak tahun 1988, sudah tercatat sekitar 100 kasus bunuh diri terjadi di hutan Aokigahara setiap tahun. Pada tahun 2005, 105 mayat ditemukan di dalam hutan. Jumlah ini melebihi rekor tahun sebelumnya, 78 mayat. Pada tahun 2004, 108 orang memutuskan bunuh diri di hutan iu. Lalu pada tahun 2010, 247 orang mencoba bunuh diri di Aokigahara. Dari jumlah tersebut, 57 diantaranya berhasil. Bulan panen bunuh diri diperkirakan sekitar Maret, saat akkhir tahun fiskal di Jepang. Menurut data 2011, cara yang paling populer adalah gantung diri di pohon dan overdosis obat terlarang.

Aokigahara memiliki tingkat kepadatan pepohonan yang tinggi sehingga menghalangi angin. Kehidupan alam liar pun tidak nampak di hutan ini, membuat suasana hutan mencekam. Menurut legenda, hutan ini menjadi tempat bersemayam Yurel, arwah yang marah. Jalanan hutan terdiri atas batu vulkanik dan sulit ditembus dengan alat seperti cukil dan sekop. Terdapat sejumlah jalan tikus yang kadang digunakan relawan okal saat mengevakuasi korban bunuh diri. Belakangan ini, para pejalan kaki dan turis yang melintasi Aokigahara membentangkan tali plastik sebagai tanda jalan yang merka lalui agar tidak tersesat.

Banyak yang menduga hutan ini menjadi populer setelah muncul sebagai latar dalam novel terbutan 1960, Kuro Jakai (Lautan hitam Pepohonan) karya Seicho Matsumono. Sesungguhnya, sejarah bunuh diri di hutan yang menyandang gelar "Tempat yang Bagus untuk Mati" ini sudah ada sebelum novel itu terbit. Selain itu, Aokigahara telah lama dikaitkan dengan hal-hal berbau kematian. Ubasute kemungkinan dilakukan di hutan ini pada abad ke-19.

Untuk mengurangi tingginya angka akibat bunuh diri, pihak berwenang memasang tanda-tanda, baik dalam bahasa Jepang maupun Inggris. Tanda-tanda itu berisi imbauan bagi calon korban untuk memikirkan kembali tindakannya. Bahkan ada pula yang berisi saran untuk menemui polisi sebelum memutuskan bunuh diri atau lembaga konsultasi spesialis bunuh diri. Selain itu, pihak kemanan hutan memasang kamera kemanan di jalan masuk hutan untuk melacak setiap orang yang masuk. Setiap tahun dilakukan pencarian korban secara rutin oleh polisi, relawan dan jurnalis sejak tahun 1970.

Referensi:
https://dunia.tempo.co/read/news/2011/11/08/117365512/pria-rusia-simpan-29-mayat-di-apartemennya
http://forum.kompas.com/threads/181643-Kisah-Nelayan-Pemburu-Mayat
http://riaugreen.com/view/Dunia/7673/Waduh--Museum-Dunia-Ini-Mengkoleksi-Mayat-Manusia-Yang-Dikuliti-dan-Diawetkan.html#.VvUeknqTJ8E
http://webmisterius.blogspot.co.id/2015/08/misteri-aokigahara-hutan-indah-tempat-bunuh-diri.html

1 komentar: