Entah apa yang ada di pikiran mereka saat itu. Namun ada hikmah dengan selfie “jahat” yang mereka lakukan, ternyata dapat membantu pihak kepolisian untuk melacak pelaku pembunuhan tersebut. Pembunuhan merupakan hal yang kejam, entah apa pun itu alasannya.
Terkadang, manusia memang sulit mengontrol emosi hingga kehilangan akal sehat dan mulai sulit untuk berpikir jernih serta memikirkan jalan keluar yang baik saat ada masalah dengan orang lain, maka mereka memilih untuk membunuh.
Pembunuhan bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, serta dalam kondisi dan situasi apapun. Pembunuhan bisa dilakukan sesuai rencana, ataupun spontan dilakukan. Bisa juga dilakukan bersama-sama, ataupun cukup dilakukan sendiri.
Yang aneh, ada pembunuhan yang setelah pelaku melakukannya mereka kabur dan berusaha menutupi jejaknya, dan ada juga pembunuhan yang setelah pelaku membunuh korbannya, ia justru bangga. Bahkan, pelaku mempublikasikan hasil pembunuhannya ke media sosial. Berikut ini adalah orang-orang yang tega melakukan pembunuhan dan sempat selfie bersama korbannya.
Amanda Taylor
Amanda Taylor mungkin telah kehilangan akal sehatnya hingga ia tega membunuh ayah mertuanya, Charles Taylor yang berusia 59 tahun pada April 2015 lalu. Amanda merasa sakit hati karena ia telah kehilangan suaminya yang bernama Rex dan menganggap ayah mertuanya lah yang telah menghancurkan hidup Rex. Amanda berpisah dengan Rex karena Rex mengalami depresi dan ketergantungan dengan obat-obatan.
Rex kemudian bunuh diri di hari ulang tahun putranya, karena depresi. Itulah yang membuat Amanda merasa dendam, dan mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup ayah mertuanya. Amanda bangga melakukan pembunuhan tersebut dengan menikam korbannya sebanyak 30 kali dengan menggunakan pisau bayonet dan dengan bangganya ia selfie di depan jasad ayah mertuanya sambil memegang pisau yang masih berlumuran darah, dan berkata bahwa pembunuhan yang ia lakukan adalah demi Rex.
Qin
Qin adalah pria asal Tiongkok yang telah melakukan pembunuhan terhadap kekasihnya sendiri yang bernama Lin. Ia melakukan hal tersebut dengan sadar dan memang ada niat untuk menghabisi nyawa pacarnya. Setelah menghabisi nyawa pacarnya, Qin bukannya merasa bersalah. Ia justru selfie di samping mayat pacarnya dan berbaring diatas tempat tidur dengan kondisi mukanya memar dan bengkak.
Qin lalu mengunggah foto-foto bersama mayat pacarnya melalui media sosial yang bernama WeChat dan diberi tulisan “maafkan cinta egois saya”. Foto yang sudah tersebar tersebut kemudian langsung diketahui oleh pihak kepolisian setempat dan langsung melacak keberadaan Qin. Polisi menyimpulkan, Qin membunuh Lin setelah mereka bertengkar.
Maxwell Marion Morton
Maxwell Marion Morton merupakan seorang remaja laki-laki yang baru berusia 16 tahun dan merupakan siswa di Jeannette City School District. Ia telah membunuh Ryan Mangan, yang merupakan teman dekatnya di Pittsburgh, Pennsylvania. Morton telah membunuh Ryan dengan menggunakan pistol yang selama ini disembunyikan dirumahnya, dan selfie bersama mayat temannya. Karena takut, Morton sempat menghilang.
Polisi melacak keberadaannya dan terus melakukan pencarian terhadap pelaku pembunuhan tersebut. Tak disangka, Morton mengirimkan foto selfienya bersama mayat Ryan melalui aplikasi Snapchat pada temannya, yang kemudian meminta ibunya untuk segera melaporkan ke polisi. Maka dari itu, pada akhirnya kasus pembunuhan Morton pada Ryan akhirnya terungkap. Namun, alasan mengapa Morton membunuh Ryan masih belum diketahui.
Rafael Gonzalez
Rafael Gonzales terbukti telah membunuh pacarnya yang bernama Stephanie Hernandez, yang sudah memiliki dua anak meskipun usinya baru 21 tahun. Bukti tersebut terlihat dari foto yang diunggah oleh Stephanie ke akun media sosialnya sebelum ia ditembak pacarnya dengan pistol pada hari Minggu, 27 September 2015 lalu. Ia kemudian ditemukan tewas di dalam rumah baru yang akan ditempatinya di Little Rock Utara, Arkansas. Padahal saat itu, ia sedang membersihkan rumah karena ia baru saja pindah rumah dan mendapatkan pekerjaan baru.
Pasangan Gonzales dengan Stephanie ini memang dikenal sering bertengkar dan putus nyambung dalam hubungannya. Namun alasan mengapa Gonzales tega membunuh pacarnya masih belum jelas. Polisi telah menangkap Gonzales sebagai tersangka di hari yang sama saat Stephanie terbunuh dan Gonzales telah di dakwa atas pembunuhan tingkat pertama yang ia lakukan. Polisi menemukan jasad korban pukul 7.30 malam dengan kondisi rumah yang berantakan dan darah yang berceceran di lantai.
Bahsid McLean
Bashid McLean benar-benar melakukan pembunuhan yang sangat kejam, yakni terhadap ibu kandungnya sendiri yang bernama Tanya Byrd. Tak hanya membunuh, ia pun juga memutilasi tubuh mayat ibunya menjadi 4 bagian. Bashid bahkan dengan bangganya selfie bersama potongan kepala ibunya melalui kamera ponselnya.
Bashid beberapa hari sebelumnya memang sempat mengatakan dalam akun media sosialnya bahwa ia akan melakukan pembunuhan terhadap ibunya. Bashid dan ibunya memang dikenal sering bertengkar dan adu mulut hampir setiap hari karena kelakuan Bashid sendiri yang susah diatur.
Setelah kejadian ia membunuh ibunya, ada yang melihat kelakuan Bashid yang aneh dengan membawa bungkusan yang besar. Mereka menyangka itu hanya sampah, sampai beberapa hari kemudian ada seseorang yang menemukan salah satu potongan tubuh ibu Bashid. Seseorang tersebut langsung melaporkan pada pihak kepolisian.
Bashid memang memiliki gangguan jiwa, terbukti saat di pengadilan Bashid masih sempat membela diri dengan mengatakan bahwa ia hanya membantu kematian ibunya agar lebih cepat karena ibunya sedang sekarat, namun Bashid tidak memberi penjelasan mengapa ibunya sekarat.
Daniela Poggiali
Daniela Poggiali merupakan seorang perawat asal Italia yang kini dikenal sangat kejam karena kasus pembunuhan yang ia lakukan dengan membunuh total 38 pasiennya. Kebanyakan, alasan Daniela membunuh pasiennya hanyalah karena pasien yang ia rawat itu menjengkelkan. Kasus terakhir yang membuat polisi setempat mulai curiga terhadap Daniela adalah karena kematian Rosa Calderoni yang berusia 78 tahun. Ia dirawat di rumah sakit karena penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Tak berapa lama setelah ia dirawat, ia meninggal.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan terhadap Daniela. Ternyata, Calderoni meninggal akibat suntikan yang mengandung kalium klorida yang diberikan oleh Daniela, dan itu sangat fatal karena menyebabkan kematian. Calderoni merupakan korban ke 38 dari Daniela, dan telah ditemukan beberapa foto selfienya bersama korban-korbannya dengan wajah yang tidak merasa bersalah.
Beberapa pelaku pembunuhan di atas memiliki gangguan kejiwaan sehingga mereka merasa tidak memiliki jalan keluar lain selain membunuh korbannya. Mereka bahkan menganggap selfie bersama korban dapat mengabadikan moment atas apa yang telah mereka lakukan. Hal tersebut jelas dianggap aneh dan sangat sadis.
Sebagai contoh, perawat Daniela Poggiali yang selfie bersama korbannya setelah korbannya meninggal. Ia justru menunjukkan wajah senang dan tidak bersalah sedikit pun, yang menyebabkan tambahan hukuman padanya karena ia tidak menghormati orang yang sudah meninggal.
Tindakan selfie bersama pasien termasuk hal yang sangat kejam dan biadab, lengkap dengan aksi pembunuhan yang mereka lakukan. Semoga kejadian-kejadian seperti di atas tidak akan terulang kembali.
Sumber Referensi:
http://www.oddee.com/item_99821.aspx
http://m.galamedianews.com/dunia/69730/ngeri-tikam-ayah-mertua-hingga-tewas-lalu-selfie.html
http://www.dream.co.id/news/usai-bunuh-kekasih-pria-ini-selfie-dengan-mayatnya-1509081.html
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150210064059-185-30852/asyik-selfie-di-snapchat-seorang-pembunuh-tertangkap/
http://global.liputan6.com/read/2330274/tragis-wanita-ini-tewas-setelah-selfie-dengan-pistol
http://www.orangdalam.com/pembunuh-berdarah-dingin/345
pembunuhan yang sangat sadis sekali
BalasHapus